Belajar melihat ujian hidup dengan cara berbeda.. Biasanya
ketika kita dapat ujian suka mengeluh, protes sedih, marah seolah-olah
kita tak bisa menerima, seolah-seolah kita merasa Allah itu tidak adil.
Kita seperti anak kecil. Contohnya ada anak kecil sedang flu terus ada
tukang es lewat. Anak ini minta es ke ibunya, tapi ibunya tak
membolehkan. ‘’Kamu lagi sakit, jangan minum es,’’. Sang anak
marah-marah, guling-gulingan, nangis. Lalu bilang ‘’ibu jahat’’. Saat
si anak sakit, dibawa ke Puskesmas, disuntik sama dokter. Ia kesakitan,
nangis. Si anak menuding lagi ‘’dokter jahat.’’ Anak yang kalau di
rumah kita jaga jangan sampai kena benda tajam, ini malah dibawa ke
dokter, minta dokter menusuk anak dengan jarum, disuntik. Mengapa anak
tadi bilang ‘’dokter jahat’’ ‘’ibu jahat’’? Karena yang
ia tahu permintaannya tidak dikabulkan, ia merasa sakit, merasa tidak
nyaman dengan yang terjadi pada dia. Karena dia tahunya itu saja, maka
ia protes. Mengapa ibunya melarang minum es, mengapa dokter menyuntik
sang anak, padahal hal itu menyakitkan? Karena orangtuanya tahu jika
permintaanya minum es dikabulkan akan berakibat buruk, dokter tahu bahwa
suntikan bisa membawa kebaikan buat si anak. Manusia banyak seperti anak kecil. Dapat musibah, marah, tidak terima. Misalnya kita sudah rajin ibadah, gaji tidak naik-naik. Berdoa tiap malam, doa tak dikabulkan juga. Kita protes pada Allah. Tak menerima. Padahal yang lebih tahu mana yang baik siapa ? Allah. Allah mau mengabulkan doa kita, yang tahu kapan waktunya yang tepat siapa? Allah. Mengapa kita harus protes ! Mengapa orang mengeluh ketika dapat ujian hidup ? Pertama,
karena kurang ilmu sehingga memiliki cara pandang yang salah dalam
menghadapi ujian tersebut. Cara pandang yang salah pada gilirannya
berdampak buruk pada dirinya. Kita perlu melihat ujian secara positif
dengan cara berberprasangka baik pada Allah. Sering secara
tak sadar kita mengeluh, protes, marah. Kita telah protes pada Allah.
Seolah-olah kita mempertanyakan Allah, menyalahkan Allah. Padahal Allah
menetap ujian itu dengan ilmu-Nya dengan hikmah-Nya. Tak ada yang salah
di situ, hanya kita belum tahu apa hikmah di balik ujian tadi. Dengan
kita yakin ada hikmah di balik itu, Insya Allah kita akan lebih tenang Kedua,
sebetulnya — kalau kita paham — ujian itu diperlukan oleh hidup. Karena
hidup ini mustahil tanpa ujian, ujian itu justru bisa membantu, bisa
menguatkan diri kita. Adanya tantangan justru membuat kita lebih kuat.
Satu contoh di dunia hewan, ikan yang hidup di air yang deras ia akan
tumbuh lebih besar ketimbang di air yang tenang. Ada tantangan, ada arus
air yang kuat sehingga membuat dia terus bergerak. Begitu juga kita,
ujian dan cobaan membuat kita memiliki daya tahan yang lebih besar.
Itulah di antara kebaikan yang terdapat dalam ujian. Untuk
mendapat jalan keluar caranya kembali pada Islam dan bersandar pada
pertolongan Allah. Kalau kita mendekatkan diri pada Allah, kita kuatkan
keimananan, kita sampai derajat taqwa, Allah jamin ‘’siapa yang bertaqwa
maka Dia akan memberi baginya jalan keluar.’’ Usaha untuk menemukan
jalan keluar jelas diperintahkan. Tapi dibukanya jalan keluar adalah
karena bantuan Allah. Kita berusaha, nanti Allah akan memberi jalan
keluar. Seiring usaha, seiring dengan pertolongan Allah, pada waktu yang
Allah paling tahu kapan waktu paling baik, kita akan menemukan jalan
keluar terhadap persoalan yang kita hadapi. Ketika kita
ditimpa masalah, maka harus bersabar dan mengucapkan innalillahi wa inna
ilaihi rojiun. Mengucapkan itu dengan pemahaman bahwa semua datang dari
Allah dan akhirnya kembali pada Allah. Kalau kita punya sesuatu,
kemudian sesuatu itu hilang, maka itu semua takdir Allah, Allah yang
mengambilnya, semua kembali pada Allah. Dengan begitu
kita lebih bisa menerima. Setelah itu berdoa minta pada Allah. Insya
Allah nanti Allah akan ganti dengan yang lebih baik. Banyak yang
terjadi, ketika seseorang mendapat masalah yang besar, biasanya
pandangan dia tertuju pada masalah itu sampai seolah-olah itulah seluruh
hidup dia. Ketika itu belum kelihatan jalan keluar. Dia merasa memang
mungkin tak ada jalan keluar karena begitu beratnya masalah. Dalam
Quran Allah berfirman inna maal usri yusro, fainna maal ‘usri yusro,
setelah kesulitan itu ada kemudahan. Ayat ini diulang sampai dua kali.
Artinya saat dapat musibah kita harus yakin bersama kesulitan itu ada
kemudahan, ada jalan keluarnya. Seorang ulama mengatakan ‘’ketika dengan
hikmah Allah, sebuah jalan ditutup di hadapanmu, maka dengan rahmat-Nya
Allah akan membuka jalan lain yang lebih baik dari jalan yang
pertama.’’ Tapi persoalannya lagi-lagi seperti kata
seorang ahli motivasi di Barat. ‘’Ketika seseorang mendapatkan masalah
dia seringkali tertegun terlalu lama di depan masalahnya. Ketika sebuah
pintu tertutup di depan dia, seringkali dia tertegun terlalu lama di
depan pintu itu, sampai-sampai ketika ada pintu lain terbuka dia tidak
melihatnya. kutipan dari ... Alwi Alatas SS e-mail : alwialatas@gmail.com, alwialatas@yahoo.com
0 komentar:
Post a Comment